Monday, 12 January 2015

Misteri Terbentuknya Bintang Pertama di Alam Semesta Sebelum ada bintang, ilmuwan yakin, dulu hanya ada hamparan gas. Senin, 1 Juli 2013 11:49 Oleh : Muhammad Chandrataruna, Amal Nur Ngazis Ilustrasi artis yang membayangkan pembentukan awal dari alam semesta (space.com) VIVAnews - Astronom masih berusaha keras untuk menguak misteri, bagaimana bintang pertama kali terbentuk dalam alam semesta ini. Pembentukan itu, diakui astronom sebagai suatu hal yang kompleks dan membingungkan. Namun, peneliti berharap ada kemajuan dalam penelitian seiring meningkatnya kualitas teleskop dan model komputer baru, melansir Space.com, 1 Juli 2013. "Sangat banyak pertanyaan kontroversial mengawali ide bagaimana awal pembentukan bintang," kata astronom Mordecai-Mark Mac Low dari American Museum of Natural History, New York, dalam tulisannya di Jurnal Science. "Dan, itu adalah salah satu yang penting." Suatu waktu di masa lampau, para ilmuwan percaya, di alam semesta ini tidak ada bintang sama sekali. Alam semesta hanya berupa hamparan gas yang seragam. Diperkirakan, dalam kisaran 3,8 miliar tahun yang lalu, bintang pertama mulai terbentuk, 6,2 miliar tahun setelah Big Bang terjadi sekitar 10 miliar tahun silam. Saat itu, bintang yang terbentuk diyakini 10 kali lipat lebih besar dari tingkat pembentukan bintang saat ini. Gas hilang, muncul bintang Namun, ilmuwan tetap merasa kesulitan untuk mendalami bagaimana proses pembentukan awal bintang, mengingat wajah alam semesta saat itu sangat berbeda. Alam semesta jauh lebih padat, dengan materi yang dikemas lebih erat satu sama lain. Kondisi itu memudahkan gas untuk runtuh pada gravitasi alam semesta dan memicu penggabungan nuklir. Setelah itu, alam semesta mengubah bintang, yakni membubarkan seluruh elemen bintang hingga terpecah. "Tanpa bintang, Anda tidak memiliki logam, tidak ada unsur yang lebih berat dari unsur kimia helium atau lithium, dan tidak ada unsur-unsur yang Anda butuhkan untuk hidup," jelas Mac Low. "Karbon, nitrogen, dan oksigen, kesemua senyawa itu hanya terbentuk dalam bintang." Munculnya elemen-elemen itu di alam semesta mengubah kondisi pembentukan bintang, dan berdampak pada pendinginan serta meruntuhkan gas. Terkendala teknologi Di sisi lain, ilmuwan meyakini pembentukan bintang purba atau bintang masa terawal berbeda dengan pembentukan bintang saat ini. Sayang, alasan ilmuwan itu terkendala simulasi komputer yang masih terbatas, tidak mampu menelusuri detail apa yang terjadi pada masa miliaran tahun lampau itu. Tapi, dalam waktu dekat, akan muncul model simulasi dan super komputer yang lebih baik. Dari sisi pengamatan, ilmuwan berharap peralatan baru dapat menjelaskan gambaran awal pembentukan bintang. Ya, ilmuwan berharap banyak pada pengaktifan teleskop online seperti Atacama Large Millimeter/submillimeter Array atau observatorium ALMA di Gurun Acatama, Chili, serta dukungan instrumen yang dikategorikan sebagai teleskop super besar yang sedang dibangun di seluruh dunia.
Al-Qur’an menjelaskan tentang Makhluk Luar Angkasa Pertama-tama kita bertanya pada diri kita, apakah alien itu ada menurut Al-Quran? Mungkin definisi alien bagi kita adalah makhluk asing selain manusia yang (mungkin iya mungkin tidak) memiliki intelegensia seperti manusia Sejenak kita simak dan renungi ayat berikut: (وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِن دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاء قَدِيرٌ) (الشورى:29) Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. (QS Asy-Syuura 42 : 29) kita kutip potongan ayat tersebut: ..dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Apakah memang makhluk-makhluk melata itu ada yang menghuni di suatu tempat nan jauh disana, di bagian sistem bintang tertentu, atau mungkin di bagian cluster galaksi lain, atau mungkin bahkan di supercluster lain? Sebagian ulama mengatakan bahwa lafaz daabbah (makhluk melata) menunjukkan bahwa itu makhluk-makhluk selain malaikat karena Allah Azza wa Jalla membedakan antara makhluk yang melata dengan malaikat dalam menyebutkannya dalam firman-Nya: (وَلِلّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مِن دَآبَّةٍ وَالْمَلآئِكَةُ وَهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ) (النحل:49) dan kepada Allah sajalah bersujud segala makhluk melata yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) Para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri (QS An-Nahl 16 : 49). Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 49 : Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa semua benda yang ada di langit dan yang ada di bumi termasuk pula makhluk Nya yang melata di bumi juga para malaikat tunduk di bawah kekuasaan Allah. Mereka itu bersujud kepada Allah SWT menurut cara masing-masing sesuai dengan fitrah kejadiannya. Bahkan malaikat pun yang berada di langit tidak mau menyombongkan dirinya dan tidak suka membangkang untuk tunduk dan takluk serta menaati ketentuan ketentuan Allah. Perlu diingat, yang jelas Allah Maha Kuasa, Kekuasaan-Nya meliputi segala-Nya juga pikiran kita. Apa yang belum terlihat oleh kita bukan berarti tidak ada. Hanya kita yang belum mengetahuinya. Dan juga berikutnya: وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ (82) Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami (QS: An-Naml 27 : 82) mari kita perhatikan: ..sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka…. benar, binatang melata dari bumi yang berkata atau berbicara.. Jelas disitu bahwa akan ada makhluk lain yang baru yang mempunyai kemampuan berbicara atau berkomunikasi dengan manusia. Tetapi tidak perlu dipermasalahkan bagaimana bentuknya atau rupanya. Yang jelas tidak seperti yang di film-film alien itu. dan sekali lagi: َلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ (19) Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru. (14:19) Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 19 Dalam ayat ini Allah SWT. menyebutkan Dialah yang menciptakan semua langit dan bumi dengan hak. Maksudnya Allah menciptakan semuanya itu bukanlah dengan percuma melainkan dengan penuh hikmah. Oleh sebab itu manusia yang telah dijadikan-Nya sebagai khalifah-Nya di bumi ini hendaklah memanfaatkan semua itu dengan cara yang baik dan untuk tujuan yang baik pula. Sesuai dengan peraturan dan ketentuan-Nya. Akan tetapi jika manusia itu menyimpang dari peraturan dan ketentuan Allah, maka Dia tidak membiarkan berbuat kelaliman itu. Maka pada akhir ayat ini Allah SWT. menegaskan kepada Rasul-Nya, jika Allah menghendaki maka Allah akan membinasakan beserta umatnya dan akan mengganti mereka dengan makhluk yang baru. Penegasan ini adalah untuk mengingatkan Rasul dan umatnya yang taat dan beriman kepada Allah, betapa besarnya dosa orang-orang kafir itu, karena dengan kekafiran tersebut mereka tidak mengakui kekuasaan Allah sebagai pencipta dan pemelihara makhluk-Nya. Apabila manusia memikirkan kekuasaan Allah dan rahmat-Nya terhadap hamba-Nya, niscaya mereka akan sampai kepada keyakinan bahwa hanya Allah sajalah yang berhak untuk disembah dan dipuji serta ditakuti azab dan siksa-Nya. benar, makhluk yang sama sekali baru (kholqin jadiid) atau makhluk yang sama sekali kita belum mengetahui akan seperti apa bentuknya. Sedangkan, standar universal makhluk di alam semesta ini belum dapat ditentukan, karena tidak ada standar tertentu yang dapat dibuat manusia untuk menentukan selogis apa makhluk yang harus ada atau layak mendiami alam semesta ini. Begitulah, muslimin, karena ilmu saya masih terbatas, saya memerlukan sharing ilmu dan pikiran disini tentang itu. Diskusi juga dapat disertakan penjelasan darimana pun asal itu ilmiah. Mari kita asah kemampuan berpikir kita Al-Qur’an yang disusun berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad SAW (taufiqi) tidak sesuai dengan urutan turunnya wahyu, ternyata mempunyai struktur yang spesifik. Penempatan surat, ayat, jumlah surat, jumlah ayat, semuanya tersusun sedemikian rupa sehingga kehilangan, bertambah atau tertukarnya ayat, apalagi tertukarnya surat, membuat kekacauan makna dan struktur tadi. Ini membuktikan bahwa al-Qur’an telah terkodetifikasi secara sempurna sejak ‘azali. Hanya Al-Quran dan Hadits Shahih lah yang menjadi pedoman hidup kita. Al-Quran Menjelaskan Tentang UFO dan Teknologinya Di dunia masa kini, ada dua macam kendaraan yang pada umumnya dipakai manusia dalam sejarah hidupnya, yaitu yang memakai tenaga tolak untuk maju contohnya hewan, mobil, kapal laut atau kapal udara. Yang lainnya memakai gaya centrifugal (melanting dari titik tolak) seperti pesawat UFO yang populer disebut “piring terbang”. Kedua macam kendaraan ini oleh Al-Quran surat An-Nahl ayat 8 disebutkan sebagai benda terapung dan ternak. Yang dimaksud dengan ternak yaitu kuda, unta, keledai dan sejenisnya. Dan benda terapung maksudnya yaitu segala macam kendaraan yang diwujudkan oleh teknologi manusia termasuk di dalamnya “piring terbang”. Khusus mengenai “piring terbang”, oleh surat An-Nahl ayat 8 adalah kendaraan yang tidak diketahui manusia dalam waktu ribuan tahun dan oleh surat Az-Zukhruf ayat 12 menyebutkan bahwa Allah SWT menciptakan semua yang berpasangan-pasangan. Maksudnya, ada bagian positif dan bagian negatif dari “piring terbang” itu (positif dan negatif=pasangan). Karena surat Az-Zukhruf ayat 12 ini membicarakan tentang alat transportasi maka tentunya istilah “berpasangan-pasangan” itu adalah kendaraan. Dan kendaraan itu tak lain mungkin adalah “piring terbang” yang memiliki bagian positif dan bagian negatifnya. (وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ (النحل:8 Dan (Dia Telah menciptakan) kuda, bagal*) dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (QS An-Nahl, ayat 8 ) *) Bagal adalah peranakan kuda dengan keledai. Ayat ini menerangkan soal kendaraan yang biasa dan bisa dipakai oleh manusia. Manusia biasa menggunakan kendaraan ternak. Kuda dan keledai merupakan tenaga pembawa dan penarik maka keadaannya sama dengan mobil dan kapal terbang selaku pembawa dan penarik. Penggalan kata “bisa” pada paragraf ini, merupakan sesuatu yang belum diketahui manusia tentang kendaraan. Baik kuda dan keledai maupun mobil dan kapal terbang sama-sama menggunakan tenaga tolak ke belakang untuk maju ke depan, pada dasarnya kedua macam kendaraan itu memiliki prinsip yang sama. Lalu kendaraan apa yang belum diketahui manusia seperti yang disebutkan pada surat An-Nahl ayat 8 itu? Hal ini dijawab sendiri oleh Al-Quran : Dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. Supaya kamu duduk di atas punggungnya, kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan: “Maha Suci Tuhan yang Telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya”. Dan Sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (Surat Az-Zukhruf ayat 12 – 14) Kalau anda membaca susunan ayat Al-Quran ini sepintas mungkin anda tidak merasa mendapatkan sesuatu yang aneh dan baru. Akan tetapi, patut diketahui bahwa tidak ada satu pun ayat suci Al-Quran yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya yang percuma atau tidak memiliki makna. Kalau anda teliti dan merenungkannya dalam-dalam, semua ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Quran itu selalu memiliki unsur-unsur keterkaitan antar ayatnya, baik kaitan ayat yang ada di dalam surat itu sendiri atau kaitan ayat pada surat-surat Al-Quran yang lain. Sederhananya, keterkaitan satu ayat dengan ayat yang lainnya seperti dunia internet yang sedang anda jelajahi ini. Suatu halaman web yang berisi informasi selalu memiliki kaitan atau link, baik link yang menuju ke halaman web itu sendiri ataupun link yang menuju ke halaman web yang lainnya. Nah, semua unsur-unsur yang saling berkaitan itu tak jarang selalu menghasilkan pemahaman ilmiah yang dapat diterima oleh akal sehat. Dengan begitu, memahami susunan ayat-ayat di atas ini maka “benda terapung” ini adalah suatu kendaraan yang belum diketahui oleh manusia. Seperti yang disebutkan pada surat An-Nahl ayat 8. Susunan ayat-ayat diatas nantilah kita analisis belakangan. Sekarang kita masuki persoalan yang nantinya jadi bahan dalam penganalisaan itu. Al-Quran sering sekali menjelaskan persoalan rotasi dan orbit benda-benda angkasa. Hal itu merupakan gambaran bagi setiap orang agar selalu memperhatikan kenapa Bumi ini berputar pada porosnya, kenapa planet ini bersama planet-planet yang lainnya beredar mengelilingi matahari yang juga berputar di porosnya. Semua planet itu tidak bertiang, tidak bertali dan juga tidak memiliki tempat bergantung. Semuanya bergerak dalam keadaan bebas terapung. Hanya Rawasialah yang memutar planet itu di sumbunya sambil berputar-putar mengelilingi matahari. Sungguh Rawasia itu adalah wujud penting dari sesuatu yang harus diteliti lebih dalam lagi oleh para astronom. Dengan mengetahui keadaan Rawasia setiap planet, maka tabir misteri alam semesta yang tak terbatas itu akan terkuak. Bumi yang beratnya sekitar 700 triliun ton tidak jatuh pada matahari karena gaya lantingnya (centrifugal) dalam keadaan mengorbit, sebaliknya Bumi juga tidak terlanting jauh keluar dari garis orbitnya sebab ditahan oleh gaya gravitasi pada matahari sebagai pusat orbit. Kekuatan gaya lanting Bumi dan gaya gravitasi adalah sama besarnya, orang ahli menyebutnya dengan Equilibrium. Oleh karena itulah sampai hari ini Bumi yang kita diami terus menerus berputar dan beredar mengelilingi matahari. Andaikan kalau Bumi hanya memakai gaya lantingnya saja tanpa menggunakan gaya gravitasi. Maka, bisa dipastikan Bumi akan melayang jauh meninggalkan matahari. Dengan begitu, tenaga centrifugal seperti yang dimiliki Bumi dapat diadopsi oleh “piring terbang” untuk terbang jauh jika tenaga gravitasinya dihilangkan. Nah, akhirnya kita pun sampai pada pertanyaan ini, bagaimana cara menghilangkan gaya gravitasi itu? Salah satu caranya adalah dengan memutar bagian pesawat secara horisontal. Apabila putaran itu semakin cepat maka semakin besar pula gaya centrifugal yang dihasilkan dan semakin kecillah gaya gravitasinya, sampai akhirnya gaya gravitasi ini akan hilang sama sekali dan mulailah pesawat dapat terangkat dengan mudah tanpa terpengaruh oleh gravitasi Bumi. Mungkin anda akan bertanya, bagaimana bisa pesawat dapat berputar terus menerus tanpa tumpuan? Dari situlah kita namakan pesawat ini dengan Shuttling System, yaitu pesawat berbentuk piring dempet yang ditengah-tengahnya adalah tempat penumpang. Kita boleh mengatakan bahwa kendaraan manusia kini sudah kolot, kuno atau usang karena sistem yang dipakainya sudah berlaku selama ribuan tahun, yang semuanya itu memakai prinsip menolak ke belakang untuk maju ke depan dan menolak ke bawah untuk naik ke atas. Setelah manusia sanggup memakai gaya centrifugal berbentuk “piring terbang” barulah manusia akan memulai kendaraan modern. Jadi, masa terwujudnya “piring terbang” adalah batas antara ke-kuno-an dan kemodernan peradaban manusia. Batas ini disebut oleh Al-Quran dalam surat Az-Zukhruf ayat 13 diatas dengan bahasa kiasan, bahwa profesor yang mulai menggunakan “piring terbang” mengatakan; Waktu itu manusia baru memulai hidup dalam generasi lain yaitu generasi pesawat itu tidaklah segenerasi dengan modern. Dalam peradaban modern dimana manusia umumnya memakai piring terbang sebagai kendaraan, akan banyak sekali perubahan dalam kehidupan baik di bidang jasmaniah maupun di bidang rohaniah. Di bidang jasmaniah akan berlaku perubahan dalam kehidupan seperti, orang-orang tak lagi membutuhkan jalan raya dan rel kereta api yang pembangunannya sangat banyak menghabiskan tenaga, tempat, benda dan waktu. Orang-orang akan memanfaatkan daerah itu untuk tempat tinggal atau untuk kebutuhan lainnya. Orang-orang akan memindahkan perhatiannya terhadap lautan sebagai sumber makanan karena lautan itu memang sangat luas yang mengandung berbagai bahan untuk keperluan hidup, dan daratan sebagian besar akan dijadikan orang untuk tempat bermukim. Orang-orang nantinya akan melakukan penerbangan antar planet secara lazim dimana planet Jupiter, Venus, Saturnus dan planet yang lebih besar lainnya akan menjadi sasaran dalam perekonomian dan politik. Di bidang rohaniah akan berlaku perubahan dalam kehidupan seperti, orang-orang akan menyadari bahwa alam semesta ini memang diciptakan untuk kebutuhan hidup manusia oleh Allah Yang Maha Esa. Orang-orang akan menyadari bahwa manusia di planet Bumi dalam tata surya ini berasal dari satu diri, satu spesies, atau serumpun. Bukan dari hasil evolusi monyet, seperti teori Darwin yang dikalahkan logika. Orang-orang akan menyadari bahwa agama yang diturunkan oleh Allah SWT itu hanyalah agama Tauhid yang sama sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-Imran ayat 83. Orang-orang akan menyadari bahwa agama Tauhid yang diturunkan Sang Khaliq itu mengandung hukum yang sesuai dengan kejadian dan naluri yang terdapat di alam semesta raya dan pada diri manusia sendiri, dan bahwa menolak agama itu berarti merugikan diri sendiri. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (Surat Al-Fushshilat ayat 53) Maka apakah mereka mencari agama yang lain selain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di planet-planet dan di bumi ini, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allah-lah mereka akan kembali. (Surat Al-Imran ayat 83) Penganut Islam Lebih Mudah Menerima Adanya UFO dan Alien Tanpa bermaksud mengurangi penghormatan saya terhadap penganut agama-agama lain (yang saya memang tidak atau kurang memiliki pengetahuan tentang ajaran-ajarannya), menurut saya, penganut Islam SEHARUSNYA lebih mudah untuk menerima kehadiran UFO dan Alien. Mengapa? Karena dalam kitab suci Al-Quran jelas-jelas Allah SWT menyatakan keberadaan makhluk-makhluk cerdas lain selain manusia, yang salah satunya disebut “jin.” Jin ini bisa berubah bentuk menjadi apa saja. Mereka hidup di alam yang sama dengan manusia, meski berasal dari dimensi yang berbeda, sehingga manusia umumnya jarang atau tidak pernah bertemu dengannya (kecuali dalam situasi-situasi yang luar biasa). Artinya, bisa dikatakan bahwa dengan mengakui dan menerima keberadaan UFO, Alien, dan lain-lain itu, seorang Muslim tidak perlu merasakan adanya pertentangan atau kontradiksi, antara fakta adanya UFO/Alien itu dengan keyakinan/kepercayaan agamanya. Tentu akan sulit halnya, jika ajaran agama terang-terangan menolak adanya makhluk cerdas lain selain manusia. Namun, ajaran Islam (sekali lagi, sejauh pemahaman saya yang bukan ahli agama) juga menyatakan, “jin” dan lain-lain itu termasuk hal ghoib. Artinya, hanya Allah SWT yang tahu. Manusia bisa mengetahuinya, namun yang bisa diketahui sangat terbatas. Jadi, tidak usah berambisi untuk tahu sangat banyak tentang “jin” dan lain-lain itu. Kita memahami keberadaan “jin” (atau UFO, Alien, dll) sebagai petunjuk kebesaran kekuasaan Tuhan yang Maha Pencipta. Dan seperti yang ada pada Al-Qur’an bahwa smua makhluk termasuk jin, hewan, tumbuhan dan semua benda mulai dari molekul hingga super bintang di seantero jagat raya baik yang bernyawa ataupun tidak semuanya menyembah Allah SWT Sang Maha Segalanya, Sang Pemilik Semuanya, mereka (semua benda tersebut) tunduk dan menyembahNya dengan caranya masing-masing. Maha Benar Allah, dengan segala FirmanNya. Wassalam.

Monday, 5 January 2015

penyebab

13 Fakta di Balik Tragedi AirAsia QZ8501 Kejadian jatuhnya pesawat di jalur ini merupakan kali pertama. Senin, 5 Januari 2015 05:41 Oleh : Hadi Suprapto, Harry Siswoyo VIVAnews - Sepekan sudah tragedi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Upaya pencarian badan pesawat dan korban yang diduga hilang di perairan laut Selat Karimata, Kalimantan Tengah, terus dioptimalkan. Insiden ini bahkan menarik perhatian sejumlah negara. Mulai dari Singapura, Rusia, Amerika, Malaysia, Korea Selatan, hingga Jepang. Semua ikut terlibat mencari pesawat Airbus 320-200 yang membawa 155 penumpang dan tujuh awak ini. Apalagi rumor beredar bahwa rute penerbangan Juanda Surabaya-Changi Singapura ini merupakan salah satu rute paling aman dan nyaman bagi para pilot. "Ibarat jalan tol, rute ini paling enak," kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi Mustafa Djuraid. "Kejadian jatuhnya pesawat di jalur ini merupakan kali pertama dalam sejarah penerbangan di Indonesia," katanya, melanjutkan. Kecelakaan ini memantik sejumlah spekulasi tentang kronologi jatuhnya pesawat ini. Namun demikian, satu yang pasti, semua ini akan terungkap bila kotak hitam yang menyimpan rekaman data penerbangan dan rekaman suara di kokpit ditemukan. Berikut sejumlah fakta kronologi seputar jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, yang layak Anda diketahui: 1. Jadwal terbang semula pesawat dengan tujuan Singapura ini adalah pukul 07.20 WIB pada Minggu 28 Desember 2014. Namun, manajemen memajukan jadwalnya menjadi pukul 05.36, lewat pengumuman surat elektronik yang dikirimkan kepada 155 penumpang. 2. Usai lepas landas, sekira 30 menit terbang, pesawat yang diawaki Pilot Irianto dan Kopilot Remi Emmanuel sempat meminta bergeser ke kiri sejauh tujuh mil dari lintasan. "Permintaan itu (bergeser ke kiri) sudah terkonfirmasi dan disetujui oleh ATC (Air Traffic Control) di Ujung Pandang dan diketahui oleh ATC Jakarta," ujar General Manager ATC Bandar Udara Soekarno Hatta, Budi Hendro. 3. Tak lama setelah itu, pilot kembali meminta perubahan tinggi level terbang. Semula dengan ketinggian 32 ribu kaki menjadi 38 ribu kaki. Permintaan itu tanpa disertai alasan. Padahal perjalanan pesawat baru 50 mil laut. Kala itu, posisi pesawat sudah di batas kewenangan ATC Ujung Pandang Makassar dan Jakarta. 4. Perubahan level terbang tersebut langsung direspons ATC Jakarta untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan ATC Makassar dan Singapura. Namun, karena trafik pesawat padat, yakni GIA320 di ketinggian 35 ribu kaki, AWQ502 38 ribu kaki, GIA602 35 ribu kaki, UAE409 36 ribu kaki, LNI626 37 ribu kaki, LNI 763 34 ribu kaki dan GIA531 36 ribu kaki. Maka, perubahan level terbang hanya disetujui untuk di ketinggian 34 ribu kaki atau di bawah LNI 626 yang sedang terbang menyilang di atas QZ8501 di ketinggian 37 ribu kaki. "Ketinggian 34 ribu kaki adalah ketinggian paling aman yang kami pertimbangkan. Pesawat masih bisa leluasa bergerak dan tidak mengganggu pesawat lain yang terbang di hari yang sama," kata General Manager ATC Bandar Udara Soekarno Hatta, Budi Hendro. 5. Perubahan level terbang menjadi lebih tinggi yang diminta AirAsia QZ8501 adalah permintaan biasa. Tidak ada sinyal darurat saat meminta perubahan tersebut. "Awalnya kami pikir itu cuma permintaan economic level pilot saja. Atau tinggi terbang paling nyaman dari pilot. Sebab tidak ada sekali pun sinyal darurat dan alasan yang dilaporkan pilot saat meminta menaikkan level terbang," kata Direktur Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, Bambang Thahjono. 6. Menurut mantan pilot Airbus 330, Megi H Helmadi, umumnya permintaan menaikkan level terbang lebih tinggi memang sering dilakukan oleh pilot. Hal itu ditujukan untuk menghemat konsumsi bahan bakar dan mengurangi turbulensi pesawat. "Semakin tinggi kita terbang, maka pesawat akan semakin irit. Turbulensi juga sangat kecil, sehingga kita lebih nyaman terbang," kata Megi. 7. Masih menurut Megi, sesuai prosedur penerbangan, saat kondisi cuaca buruk tidak diperkenankan bagi seorang pilot untuk menambah ketinggian pesawat. Pilot hanya bisa melakukan pergeseran ke kiri atau kanan maupun menurunkan ketinggian. "Jika terjadi deviasi cuaca mendadak, pilot itu cuma boleh geser ke kiri, ke kanan, atau turun. Tidak boleh naik, itu sudah jadi prosedur," katanya. 8. Tragedi terjadi. Tepat pukul 07.14 WIB atau sekitar 1 jam 15 menit perjalanan, pesawat dilaporkan hilang kontak. Hilangnya status AirAsia QZ8501 tersebut tak lama setelah permintaan perubahan level terbang dari 32 ribu menjadi 34 ribu kaki yang disetujui ATC Jakarta. "Kami mencoba mengontak hingga delapan kali ke AirAsia QZ8501. Tapi tidak terdengar respons," kata GM ATC Soekarno Hatta, Budi Hendro. 9. Sejak dilaporkan hilang kontak, tidak pernah sekali pun terdengar sinyal darurat, baik dari Emergency Locater Transmitter (ELT) maupun dari Underwater Locator Beacon (ULB) dari QZ8501. Begitu juga dengan sinyal 'PING' dari black box. Hingga hari ketujuh pencarian, Sabtu 3 Januari 2015, belum pernah tertangkap sinyal tersebut oleh tim pencari. "Sampai kini belum ada sinyal ping yang tertangkap dari black box. Kami masih terus mengupayakan pencariannya seoptimal mungkin," kata Kepala Badan SAR Nasional Maresekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo, Sabtu. 10. Selasa, 30 Desember 2014, sekira pukul 14.49, Badan SAR Nasional melaporkan telah menemukan sejumlah serpihan pesawat dan enam terduga korban AirAsia yang mengapung di perairan laut Selat Karimata. Hingga memasuki hari ketujuh pencarian, 3 Januari, total 30 korban sudah terevakuasi dan di bawa ke Bandara Juanda Surabaya. 11. Jumat 2 Januari 2015, sekira pukul 23.40, tim SAR gabungan menemukan dua objek besar di bawah laut, dengan ukuran 9,4 x 4,8 x 0,4 meter. Diduga kuat objek ini merupakan bagian dari badan pesawat. 12. Selanjutnya pada Sabtu 3 Januari, pada pukul 05.43 ditemukan kembali satu objek besar seukuran 7,2 x 0,9 x 0,4 meter. Selanjutnya pukul 13.30 berupa objek berukuran 18 x 5,4 x 2,2 meter dan pada pukul 14.25 dengan objek seukuran 12,4 x 0,6 x 0,5 meter. "Total ada empat objek besar yang ditemukan di lokasi prioritas pencarian. Namun kami belum bisa mendeskripsikan apa bentuk objek ini. Diperkirakan empat bagian besar dari pesawat AirAsia," kata Kepala Basarnas Soelistyo. 13. Simpang siur penyebab jatuhnya pesawat AirAsia, menjadi perhatian serius pemerintah. Rute AirAsia Surabaya-Singapura pun dibekukan. Bahkan Kementerian Perhubungan akan melakukan investigasi khusus. Pertama soal baru diambilnya laporan cuaca leh AirAsia usai kejadian dan kedua soal jadwal penerbangan yang diajukan lebih awal dari seharusnya. "Kami akan selidiki ini. Dalam sepekan kedepan kita usahakan sudah ada titik terangnya," kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi Mustafa Djuraid.

awan cb

Seputar Pengertian Awan Cumulonimbus Seputar Pengertian Awan Cumulonimbus (Cb). Awan ini adalah awan yang ditakuti oleh penerbang. Karena paling sering membuat bencana. awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat menghasilkan muatan listrik Tornado alias puting beliung. Awan Kumulonimbus (Cb) adalah sebuah awan vertikal menjulang (keluarga D2) yang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya. Kumulonimbus berasal dari bahasa Latin, "cumulus" berarti terakumulasi dan "nimbus" berarti hujan. Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan. Awan kumulonimbus terbentuk dari awan kumulus (terutama dari kumulus kongestus) dan dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri. Seperti Dikutip Oleh Wikipedia.org. Seputar Pengertian Awan Cumulonimbus Awan ini merupakan salah satu awan pembawa hujan. Para Ahli cuaca telah mempelajari pembentukan jenis awan ini dan bagaimana ia menghasilkan hujan, es, serta petir. Berikut ini adalah urutan-urutannya: Seperti Dikutip Oleh .al-habib.info Proses Awan Yang Dibawah Oleh Angin: Awan cumulonimbus terbentuk ketika angin membawa beberapa awan kecil (awan cumulus) ke daerah tempat berkumpulnya awan-awan ini. Proses Penyatuan Awan-Awan Kecil: Proses ini ketikan Awan-Awan kecil Yang dibawah Oleh Angin Bersatu Dan menjadi awan yang lebih besar.. Proses Penumpukan Awan: Ketika awan-awan kecil ini bersatu, dorongan ke atas pada bagian dalam awan yang semakin besar ini meningkat. Dorongan ke atas pada bagian tengah awan lebih kuat dibandingkan dengan pada bagian pinggir. Alhasil tubuh awan ini tumbuh semakin besar secara vertikal, sehingga seolah-olah awan ini ditumpuk-tumpuk. Pertumbuhan ke atas ini menjadikan tubuh awan mencapai daerah yang lebih dingin pada lapisan atmosfer atas. Di sanalah tetesan-tetesan air dan butiran es terbentuk dan mulai tumbuh semakin besar. Ketika butiran air dan es ini telah lebih besar dan berat dibandingkan dengan dorongan ke atas yang menyangga mereka, jatuhlah air dan es ini sebagai gerimis, hujan ataupun hujan es. Secara Umum Awan Cumulonimbus terdiri dari tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes salju atau kristal-kristal es pada bagian atas awan. Terdapat updraft dan downdraft sehingga memungkinkan terjadi sirkulasi. Gesekan partikel awan di dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik. Sehingga awan cumulonimbus dapat mengakibatkan timbulnya kilat (lightining) dan guntur (thundestorm), hujan lebat, angin kencang, bahkan bisa menimbulkan hujan es. Para ahli cuaca mengetahui rincian pembentukan awan, strukturnya dan cara kerjanya setelah melalui berbagai macam penelitian, pengamatan menggunakan alat-alat canggih. Mereka baru bisa menceritakan proses tersebut dengan bantuan alat-alat moderen seperti pesawat, satelit, komputer, balon udara dan peralatan lainnya. Mereka harus mempelajari angin serta arah pergerakannya. Mereka harus mengukur kelembaban udara dan variasinya serta menentukan jenis dan keragaman tekanan udara. Proses Terbentuknya Awan Yang Terdapat Didalam Al Qur’an Allah telah berfirman di dalam Al Qur'an: Yang Artinya “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya... "[An Nuur(24): 43]. Kelanjutan ayat di atas, setelah menyebutkan awan dan hujan, adalah membicarakan es dan petir: "... dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. "[An Nuur(24): 43]. Para ahli cuaca telah menemukan bahwa awan cumulonimbus yang menghasilkan hujan es ini dapat mencapai ketinggian hingga 7 sampai 9 kilometer. Dapat kita bayangkan bahwa awan ini memang ukurannya benar-benar seperti gunung sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat Al Qur'an di atas: "... dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung,...".

Monday, 10 November 2014

israj mira'j

ISRA MI'RAJ Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW (Shallallahu Alaihi wa Sallam) merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam. Isra Mi'raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban shalat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi'raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi'raj. Peristiwa Isra Mi'raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi'raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan shalat lima waktu. Dalam kisah isra miraj Nabi Muhammad disebutkan bahwa beliau mengendarai suatu kendaraan bernama buraq. Ada satu teori juga, kalo nama Bouraq itu adalah kiasan/nama lain dari KERUB yang oleh Allah diciptakan untuk menjaga Pintu Taman Firdaus/Eden dan Tabut Perjanjian. Nama KERUB dalam bahasa aslinya (Evrith/Ibrani dan Aram) adalah QAIRUB (huruf: Q-R-B) Bandingkan dengan Bouraq (huruf: B-R-Q) ada juga yang berpendapat bahwa ini adalah gambaran lain dari bouraq. INTISARI ISRA MI'RAJ Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah shalat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih. SIDRATUL MUNTAHA Sidrat al-Muntahā (Arab: سدرة المنتهى‎ , Sidratul Muntaha) adalah sebuah pohon bidara yang menandai akhir dari langit/Surga ke tujuh, sebuah batas dimana makhluk tidak dapat melewatinya, menurut kepercayaan Islam. Pada tanggal 27 Rajab selama Isra Mi'raj, hanya Muhammad yang bisa memasuki Sidrat al-Muntaha dan dalam perjalanan tersebut, Muhammad ditemani oleh Malaikat Jibril, dimana Allah memberikan perintah untuk Sholat lima waktu. Dalam Agama Baha'i Sidrat al-Muntahā biasa disebut dengan "Sadratu'l-Muntahá" adalah sebuah kiasan untuk penjelmaan Tuhan. Sidrat al-Muntahā berasal dari kata sidrah dan muntaha. Sidrah adalah pohon Bidara, sedangkan muntaha berarti tempat berkesudahan, sebagaimana kata ini dipakai dalam ayat berikut: Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu), An-Najm, 53:41-42. Dengan demikian, secara bahasa Sidratul Muntaha berarti pohon Bidara tempat berkesudahan. Disebut demikian karena tempat ini tidak bisa dilewati lebih jauh lagi oleh manusia dan merupakan tempat diputuskannya segala urusan yang naik dari dunia di bawahnya maupun segala perkara yang turun dari atasnya. Istilah ini disebutkan sekali dalam Al-Qur'an, yaitu pada ayat: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. An-Najm, 53:13:14. Sidratul Muntaha digambarkan sebagai pohon Bidara yang sangat besar, tumbuh mulai Langit Keenam hingga Langit Ketujuh. Dedaunannya sebesar telinga gajah dan buah-buahannya seperti bejana batu, sebagaimana diutarakan dalam hadits: Dari Anas bin Malik, dari Malik bin Sha'sha'ah, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Diapun menyebutkan hadits Mi'raj, dan di dalamnya: "Kemudian aku dinaikkan ke Sidratul Muntaha". Lalu Nabiyullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengisahkan: "Bahwasanya daunnya seperti telinga gajah dan bahwa buahnya seperti bejana batu". Hadits telah dikeluarkan dalam ash-Shahihain dari hadits Ibnu Abi Arubah. HR al-Baihaqi (1304). Asal hadits ini ada pada riwayat al-Bukhari (3207) dan Muslim (164). Jika Allah memutuskan sesuatu, maka "bersemilah" Sidratul Muntaha sehingga diliputi oleh sesuatu, yang menurut penafsiran Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu adalah "permadani emas". Deskripsi tentang Sidratul Muntaha dalam hadits-hadits tentang Isra Mi'raj tersebut hanyalah berupa gambaran (metafora) sebatas yang dapat diungkapkan kata-kata. Hakikatnya hanya Allah yang Maha Tahu. [sunting] Peristiwa di Sidratul Muntaha bagi Muhammad Ketika Mi'raj, di sini Muhammad melihat banyak hal, seperti: [sunting] Melihat bentuk asli Malaikat Jibril Asy-Syaibani berkata: Aku menanyai Zirr bin Hubaisy tentang firman Allah Azza wa Jalla {maka jadilah dia dekat dua ujung busur panah atau lebih dekat (an-Najm, 53: 9)}. Dia menjawab: "Telah mengabariku Ibnu Mas'ud bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah melihat (bentuk asli) Jibril. Ia memiliki enam ratus sayap." HR Muslim (174), Kitab Iman, Bab tentang Penyebutan Sidratul Muntaha. [sunting] Melihat cahaya Tuhan Dari Abu Dzar, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam: "Apakah paduka melihat Tuhan paduka?". Ia menjawab: "Cahaya. Bagaimanakah aku melihat-Nya?" HR Muslim (178.1), Kitab al-Iman, Bab Tentang Sabdanya "Bahwasanya aku melihat-Nya sebagai cahaya" dan Tentang Sabdanya "Aku telah melihat cahaya". Dari Abdullah bin Syaqiq, ia telah bersabda: Aku bertanya kepada Abu Dzar: "Seandainya aku melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, pasti aku akan menanyainya." Lantas dia berkata: "Tentang sesuatu apa?" Aku akan menanyainya: "Apakah baginda melihat Tuhan baginda?" Abu Dzar berkata: "Aku telah menanyainya, kemudian beliau jawab: 'Aku telah melihat cahaya'." HR Muslim (178.2), Kitab al-Iman, Bab Tentang Sabdanya "Bahwasanya aku melihat-Nya sebagai cahaya" dan Tentang Sabdanya "Aku telah melihat cahaya". Untuk hal ini terdapat beda pendapat di kalangan ulama, apakah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah melihat Tuhannya? Jika pernah apakah beliau melihat-Nya dengan mata kepala atau mata hati? Masing-masing memiliki argumennya sendiri-sendiri. Di antara yang berpendapat bahwa beliau pernah melihat-Nya dengan mata hati antara lain al-Baihaqi, al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, dan Syaikh al-Albani dalam tahqiq beliau terhadap Syarah Aqidah ath-Thahawiyah. Salah satu argumentasi mereka adalah hadits di atas. [sunting] Mendapatkan Perintah Shalat Di Sidratul Muntaha ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan perintah sholat 5 waktu. Perintah melaksanakan sholat tersebut pada awalnya adalah 50 kali setiap harinya, akan tetapi karena pertimbangan dan saran Nabi Musa serta permohonan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri, serta kasih dan sayang Allah Subhahanu wa Ta'ala, jumlahnya menjadi hanya 5 kali saja.